*) Meneladani Sifat Rasulullah saw,........
Ketika pakaian Rasulullah saw. sobek, beliau segera menambalnya sendiri tanpa
merepotkan istrinya. Beliau juga memerah susu kambingnya untuk keperluan keluarga
dan dijual. Beliau sangat marah tatkala melihat seorang suami memukul istrinya.
Rasulullah saw pun pernah menghardik seorang sahabat yang memukul istrinya,
" Mengapa kamu memukul istrimu ?" Sahabat itu menjawab dengan gemetar,
" Istri saya keras kepala. Ia sudah diberi nasehat dengan lidah, tetapi masih keras
kepala. Jadi, saya pukul dia." Aku tidak menanyakan alasanmu." Jawab Rasulullah saw.
" Aku hanya bertanya, mengapa kamu pukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu ?".
Dan sahabat itu pun tidak dapat menjawab hanya terdiam sahaja.
Sering kali beliau ketika pulang ke rumah belum ada makanan yang siap santap, semuanya
masih mentah dan belum dimasak. Sambil tersenyum, beliau segera membantu istrinya di
dapur. Aisyah menceritakan, "Jika Rasulullah sedang berada di rumah, beliau selalu membantu
urusan rumah tangga. Begitu mendengar azan, beliau cepat-cepat pergi ke mesjid dan cepat
kembali setelah selesai shalat.
Untuk menghormati tamu yang datang, beliau mengurungkan puasa sunnah untuk makan
bersama tamunya.
Dari istrinya yang bernama Maria Qibtiyah, meriwayatkan, Rasulullah saw, mempunyai anak
laki-laki yang sangat didambakan. Begitu gembiranya beliau sampai anak itu diberi nama
Ibrahim. Bahkan, Ibrahim sering digendongnya karena beliau mengharapkan kelak anak itu
mempunyai akhlak yang agung, seperti Nabi Ibrahim a.s.
Akan tetapi, harapan itu tidak terkabul. Ketika usia tiga tahun, Ibrahim meninggal dunia
secara mendadak tanpa sakit lebih dahulu. Rasulullah sw. pun sangat berduka, bahkan
sampai berlinang air mata. Ketika itu seorang sahabat memberanikan diri bertanya,
" Mengapa engkau menangis ya Rasulullah ?" Rasulullah saw. menjawab,
" Ya, karena aku manusia biasa, yang tidak boleh adalah meratap."
Wassalam
Sumber : " 30 Kisah Teladan ". CV. Rosda, Bandung.
merepotkan istrinya. Beliau juga memerah susu kambingnya untuk keperluan keluarga
dan dijual. Beliau sangat marah tatkala melihat seorang suami memukul istrinya.
Rasulullah saw pun pernah menghardik seorang sahabat yang memukul istrinya,
" Mengapa kamu memukul istrimu ?" Sahabat itu menjawab dengan gemetar,
" Istri saya keras kepala. Ia sudah diberi nasehat dengan lidah, tetapi masih keras
kepala. Jadi, saya pukul dia." Aku tidak menanyakan alasanmu." Jawab Rasulullah saw.
" Aku hanya bertanya, mengapa kamu pukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu ?".
Dan sahabat itu pun tidak dapat menjawab hanya terdiam sahaja.
Sering kali beliau ketika pulang ke rumah belum ada makanan yang siap santap, semuanya
masih mentah dan belum dimasak. Sambil tersenyum, beliau segera membantu istrinya di
dapur. Aisyah menceritakan, "Jika Rasulullah sedang berada di rumah, beliau selalu membantu
urusan rumah tangga. Begitu mendengar azan, beliau cepat-cepat pergi ke mesjid dan cepat
kembali setelah selesai shalat.
Untuk menghormati tamu yang datang, beliau mengurungkan puasa sunnah untuk makan
bersama tamunya.
Dari istrinya yang bernama Maria Qibtiyah, meriwayatkan, Rasulullah saw, mempunyai anak
laki-laki yang sangat didambakan. Begitu gembiranya beliau sampai anak itu diberi nama
Ibrahim. Bahkan, Ibrahim sering digendongnya karena beliau mengharapkan kelak anak itu
mempunyai akhlak yang agung, seperti Nabi Ibrahim a.s.
Akan tetapi, harapan itu tidak terkabul. Ketika usia tiga tahun, Ibrahim meninggal dunia
secara mendadak tanpa sakit lebih dahulu. Rasulullah sw. pun sangat berduka, bahkan
sampai berlinang air mata. Ketika itu seorang sahabat memberanikan diri bertanya,
" Mengapa engkau menangis ya Rasulullah ?" Rasulullah saw. menjawab,
" Ya, karena aku manusia biasa, yang tidak boleh adalah meratap."
Wassalam
Sumber : " 30 Kisah Teladan ". CV. Rosda, Bandung.